5.08.2015

Biru Hijau

Saat seperti ini. Saat isi kepala dibagi-bagi dan tidak tahu harus dirapikan dengan cara seperti apa. Saat seperti ini. Saat permasalahan kecil tiba-tiba terasa besar dan mencuri tempat permasalahan besar yang mengecil terdesak. Saat seperti ini, sebaiknya duduk sebentar dan mengingat deburan ombak dan hijaunya hutan rimba di hari libur.

Belum pernah saya naik kereta selama itu. Dua belas jam. Berdesakan. Jogja - Banyuwangi. Tidur pun sampai bosan. Mimpinya bahkan sudah diulang.

Banyuwangi indah sekali. Ini bukan hanya indah, tapi memang sungguh indah. Entah kenapa semua yang saya lihat di Banyuwangi sungguh tidak tercela secara visual. Setelah turun dari kereta kami melihat taman kota yang sangat damai. Esok harinya ada hamparan biru di hadapan saya. Angin bertiup tenang, menggerakan sedikit demi sedikit pasir putih di kaki saya. Pun kedamaian di sebuah sudut pulau berpantai batu dengan air laut yang tenang. Seolah tidak perlu lah itu kuliah lama-lama sambil baca buku tebal-tebal untuk belajar perdamaian. Esoknya lagi saya melihat dunia sebagai bentangan hijau tak kunjung usai dari ketinggian. Saya melangkah setapak demi setapak mengalahkan kelemahan saya sendiri, mendaki gunung dan melihat keindahan di kawah biru yang mengepul. Lelah mendaki gunung, saya pergi ke hutan. Hewan-hewan besar berlarian di padang rumput hijau. Katanya, jika padang itu kering akan nampak lebih indah. Ah, hijau pun saya bahagia. Tidak ada bosan di kota itu. Jika bosan, lihat ke atas, ada susunan awan dan lengkungan langit yang terlalu menakjubkan bagi saya.

Saat seperti ini. Saat isi kepala dibagi-bagi dan tidak tahu harus dirapikan dengan cara seperti apa. Saat seperti ini. Saat permasalahan kecil tiba-tiba terasa besar dan mencuri tempat permasalahan besar yang mengecil terdesak. Saat seperti ini, sebaiknya duduk sebentar, cuci muka, cuci kaki, pejamkan mata, dan mimpi indah, Selamat tidur.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog